Ilmu
Alamiah Dasar
SEJARAH
TERBENTUKNYA IPA
Disusun
oleh :
(Nama)
(Nim)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Ilmu
pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan diatas
merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences
(ilmu fisika) dan life sciences (ilmu biologi).
Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-ilmu astronomi, kimia, geologi,
mineralogi, meteorologi, dan fisika, sedangkan life science
meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,
mikrobiologi.
Ilmu
Pengetahuan Alam atau IPA dikenal juga dengan istilah sains. Kata sains ini
berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa
inggris, kata sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science
kemudian berkembang menjadi social science yang dalam bahasa indonesia dikenal
dengan ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan natural science
yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan ilmu pengetahuan alam (IPA). Dalam
kamus fowler (1951), natural science didefinisikan
sebagai: systematic and formulated knowledge dealing with material phenomena
and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai: pengetahuan yang sistematis dan disusun
dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan
pada hasil pengamatan dan induksi).
IPA
adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang ada
di alam. IPA mempunyai beberapa pengertian berdasarkan cara pandang ilmuwan
bersangkutan mulai dari pengertian IPA itu sendiri, cara berfikir IPA , cara
penyelidikan IPA sampai objek kajian IPA. Adapun pengertian IPA menurut
Trowbridge and Bybee (1990) sains atau IPA merupakan
representasi dari hubungan dinamis yang mencakup tiga faktor utama yaitu “the
extant body of scientific knowledge, the values of science and the method and
procecces of science” yang artinya sains merupakan produk dan proses, serta
mengandung nilai-nilai. IPA adalah hasil interpretasi tentang dunia kealaman.
IPA sebagai proses/metode penyelidikan meliputi cara berpikir, sikap dan
langkah-langkah kegiatan scientis untuk untuk memperoleh produk-produk IPA,
misalnya observasi, pengukuran, merumuskan, menguji hipotesa, mengumpulkan
data, bereksperimen dan prediksi.
Oleh
karena itu IPA harus dipandang sebagai cara berpikir untuk memahami alam,
sebagai cara untuk melakukan penyelidikan dan sebagai kumpulan pengetahuan. Hal
ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh collete dan chiapetta (1994) “IPA harus
dipandang sebagai suatu cara berfikir dalam pencarian tentang pengertian
rahasia alam dan sebagai batang tubuh pengetahuan yang dihasilkan dari
inquiry”. Dapat disimpulkan pada hakikatnya IPA merupakan kumpulan pengetahuan
atau IPA sebagai produk ilmiah, cara atau jalan berfikir atau IPA sebagai
produk ilmiah dan cara untuk penyelidikan atau ipa sebagai proses ilmiah.
B.
Rumusan
Masalah
Bagaimana sejarah terbentuknya IPA?
Apa saja ruang lingkup pengembangan
IPA?
C.
Tujuan
Sejak
dilahirkan di muka bumi ini, manusia bersentuhan dengan alam. Persentuhan
dengan alam menimbulkan pengalaman. Alam memberikan rangsangan kepada manusia
melalui pancaindra merupakan alat komunikasi antara alam dengan manusia yang
membuahkan pengalaman.
Manusia
sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa
yang terjadi disekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Hal
ini mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala gejala alam, baik
alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos) serta
memecahkan masalah yang dihadapi.
Dengan
adanya tulisan ini diharapkan dapat membantu para masyarakat dalam mengikuti
perkembangan dan pengembangn ilmu pengetahuan alam yang berkaitan dengan materi
yang dikaji dalam Ilmu Alamiah Dasar, sebagaimana yang kita ketahui ilmu alam
tersebut selalu mengalami perubahan atau perkembangan dari zaman ke zaman yang
melahirkan ilmuan-ilmuan baru seperti Ahli Astronomi, Ahli Kimia, Ahli Fisika.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Sejarah Terbentuknya IPA
a.
Zaman
Kuno
Pengetahuan yang dikumpulkan pada zaman kuno berasal
dari kemampuan mengamati dan membeda-bedakan, serta dari hasil percobaan yang
sifatnya spekulatif atau trial and error. Semua pengetahuan yang
diperoleh diterima sebagaimana adanya, belum ada usaha untuk mencari asal-usul
dan sebab akibat dari segala sesuatu. Pada saat manusia mulai memiliki
kemampuan menulis membaca dan berhitung maka pengetahuan yang terkumpul dicatat
secara tertib dan berlangsung terus menerus. Misalnya dari pengamatan dan
pencatatan peredaran matahari, ahli astronomi Babilonia menetapkan pembagian
waktu, tahun dibagi dalam 12 bulan, minggu dibagi dalam 7 hari dan hari dalam
24 jam. Selanjutnya jam dibagi dalam 60 menit dan menit dalam 60 detik.
Kemudian satuan enam puluh ini juga digunakan untuk pengukuran sudut, 60 detik
sama dengan 1 menit, 60 menit sama dengan 1 derajad dan satu lingkaran penuh
sama dengan 360o. Demikian pula ahli Babilonia dapat
meramalkan terjadinya gerhana matahari, tiap 18 tahun tambah 10 atau 11 hari.
Ini terjadi kira-kira 3000 SM. Pada tahun 2980-2950 SM telah dapat dibangun
piramid di Mesir untuk menghormati dewa agar tidak terjadi bahaya banjir di
sungai Nil. Pembangunan piramid itu menunjukkan bahwa pengetahuan teknik
bangunan dan matematika khususnya geometri dan aritmatika telah maju. Kurang
lebih tahun 1.600 SM orang mesir telah menghitung keliling lingkaran sama
dengan tiga kali garis tengahnya sedang luas lingkaran sama dengan seperdua
belas kuadrat kelilingnya.
b.
Zaman
Yunani Kuno
Perkembangan
ilmu pengetahuan berkembang pesat sekali pada zaman Yunani, disebabkan oleh
kemampuan berpikir rasional dari bangsa Yunani. Pada tahap ini manusia tidak
hanya menerima pengetahuan sebagaimana adanya tetapi secara spekulatif mencoba
mencari jawab tentang asal-usul dan sebab-akibat dari segala sesuatu.
1.Thales
(624-548 SM)
Ahli
filsafat dan matematika, pelopor dari segala cabang ilmu. Ia dianggap orang
pertama yang mempertanyakan dasar dari alam dan segala isinya. Thales
berpendapat bahwa pangkal segala sesuatu adalah air: dari air asal segala
sesuatu, kepada air pula ia akan kembali. Disamping itu dia juga menyatakan
bahwa bintang mengeluarkan cahaya sendiri, sedangkan bulan menerima cahaya dari
matahari.
2.Anaximenes (588-526 SM)
Berpendapat bahwa zat dasar adalah udara. Segala zat
terjadi dari udara yang merapat dan merenggang. Pendapat ini mungkin
dihubungkan dengan kenyataan bahwa manusia itu tergantung kepada pernafasan.
3.Anaximander
(610-546 SM)
Berpendapat langit dengan segala isinya itu
mengelilingi bumi dan sebenarnya langit yang nampak itu hanya separohnya.
4.]Heraklitos
(535-475 SM)
Menyatakan bahwa api adalah asal segala sesuatu,
sebab api ini yang menggerakkan sesuatu, menghidupkan alam semesta, yang
berubah-ubah sifatnya didalam proses yang kekal. Yang kekal hanyalah perubahan,
segala sesuatu adalah mengalir.
5.Pythagoras
(580-499 SM)
Mengemukakan 4 unsur dasar yaitu bumi, air, udara,
dan api. Dalam bidang matematika menemukan dalil yang terkenal yaitu bahwa
kuadrat panjang sisi miring sebuah segi tiga siku-siku sama dengan jumlah
kuadrat panjang kedua sisi sikusikunya.
6.Empedokles
(495-435 SM)
Menerima 4
unsur dasar menurut Pythagoras dan menyatakan bahwa sifat segala benda terjadi
dari pencampuran keempat unsur itu dalam perbandingan yang berbeda. Keempat
unsur itu adalah sifat panas, dingin, basah dan kering. Kering dan dingin
membentuk bumi, panas dan kering unsur pembentuk api. Air dari basah dan
dingin, udara dari basah dan panas. Selain itu juga dinyatakan bahwa segala
benda yang sejenis akan tarik menarik,
sedang yang berlawanan akan tolak menolak.
7.Leukippos
dan Demokritos (460-370 SM)
Dalam
mencari unsur dasar dari segala sesuatu Leukippos & Demokritos mengemukakan
teori atom sebagai berikut : Zat memiliki bangun butir. Segala zat terdiri atas
atom, yang tidak dapat dibagi, tak dapat dimusnahkan tak dapat diubah.
Atom-atom dapat berbeda dalam jumlah dan susunan atom. Semua perubahan akibat
dari penggabungan dan penguraian atom menurut hukum sebab akibat. Tidak ada
masalah kebetulan dan ciptaan. Yang ada hanyalah atom dan kehampaan.
8.Plato
(427-345 SM)
Menyangkal teori atom, yang menganggap bahwa
kebaikan dan keindahan itu timbul dari sebab-akibat mekanik. Plato menyatakan
bahwa pengetahuan yang benar adalah yang sejak semula telah ada dalam alam
pikiran atau alam ide. Apa yang nampak oleh pancaindera hanyalah bayangan
belaka. Pengalaman yang kekal dan benar adalah yang telah dibawa oleh roh dari
alam yang gaib.
9.
Aristoteles (384-322 SM)
Menerima 4
unsur dasar: tanah, udara, air dan api dan menambahkan unsur yang kelima yaitu
eter atau "quint essentia". Ia menganggap unsur yang satu dapat
berubah menjadi unsure yang lain, kecuali eter yang tak dapat berubah. Dari air
dan tanah yang menjadi masak terjadi garam, biji dan logam. Emas adalah logam
yang tidak mengandung tanah. Logam perak, tembaga, timah putih dan besi, pada
dasarnya banyak mengandung tanah. Semua logam akan mengalami proses memasak
menjadi logam mulia, yaitu emas. Pendapat bahwa unsur berubah menjadi unsur
lain inilah yang menjadi dasar dari alkimia untuk mengubah logam biasa menjadi
emas. Pendapat Aristoteles yang lain adalah bahwa untuk mencari pengetahuan
yang benar adalah dengan jalan pikiran secara deduktif. Berbeda dengan Plato,
Aristoteles menyangkal bahwa pengetahuan yang benar itu berasal dari dunia yang
gaib. Melainkan menghargai pengetahuan yang diperoleh dan dibuktikan dengan
pancaindera.
10.Ptolomeus
(127-151)
Berpendapat
bahwa bumi sebagai pusat jagat raya, bintang dan matahari mengelilingi bumi
(geosentrisme). Planet beredar melalui orbitnya sendiri dan terletak antara
bumi dan bintang. Karya Ptolomeus ditulis sekitar tahun 150 dan diberi nama
Syntaxis, yang kemudian oleh bangsa Arab dinamakan Almagest yang menjadi
ensiklopedia dalam ilmu perbintangan. Pendapat dan pandangan dari Aristoteles
serta Ptolomeus berpengaruh sangat lama sampai dengan menjelang zaman modern,
yaitu sampai zaman Galileo, Geosentrisme diganti dengan heliosentris (matahari
sebagai pusat jagat raya).
c.
Zaman
Pertengahan
Zaman Alkimia (abad 1-2)
Ahli
alkimia menerima pendapat empat buah unsur dan bahkan menambahkan tiga lagi,
yaitu: air raksa, belerang dan garam. Disini pengertian usur lebih dimaksudkan
sebagai sifatnya daripada unsur itu sendiri.
Air raksa
= logam yang mudah menjadi uap.
Belerang =
mudah terbakar dan memberi warna.
Garam =
tak dapat terbakar dan bersifat tanah.
Zaman Latrokimia (latros = Tabib)
Beberapa
cendekiawan Islam diantaranya :
Al
Khowarisni (825)
Menyusun buku Aljabar dan Artimatika yang kemudian
mendorong penggunaan
sistim desimal. Menurut catatan sejarah karya Al Khowarisni merupakan
pengembangan dari karya bangsa Hindu yang bernama Aryabhata (476) dan
Brahmagupta (628). Kemudian Omar Khayam (1043-1132) ahli matematika dan astronomi;
Abu Ibnusina (atau Avicenna, 980- 1137) menulis buku tentang kedokteran.
Secara
garis besar sumbangan bangsa Arab dalam pengembangan pengetahuan alam adalah:
1).
Menerjemahkan peninggalan bangsa Yunani, mengembangkannya dan kemudian
menyebarkan ke Eropa dan selanjutnya dikembangkan di Eropa.
2).
Mengembangkan metode eksperimen sehingga memperluas pengamatan dalam lapangan
kedokteran, obat-obatan, astronomi, kimia dan biologi.
3).
Memantapkan penggunaan sistim penulisan bilangan dengan dasar sepuluh dan
ditulis dengan posisi letak, artinya nilai suatu angka terletak pada letaknya.
Contoh :
Bilangan
2132 = paling depan berarti dua ribuan, berturut-turut kebelakang, satu
ratusan, tiga puluhan dan dua satuan. Cabang matematika elementer yaitu aljabar
diawali dan dikembangkan bangsa Arab.
d.
Zaman
Modern, Timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
Pengetahuan yang terkumpul sejak zaman Yunani sampai
abad pertengahan sudah banyak tetapi belum sistimatis dan belum dianalisis
menurut jalan pikiran tertentu. Biasanya pemikiran diwarnai cara berpikir
filsafat, agama atau bahkan mistik. Setelah alat sempurna dikembangkan metode
eksperimen.
Roger
Bacon (1214-1294)
Menyatakan bahwa pada hakekatnya ilmu pengetahuan
alam adalah ilmu yang berdasarkan kepada kenyataan yang disusun dan dibentuk
dari pengalamnan, penyelidikan dan percobaan. Matematika merupakan dasar untuk
berpikir dan merupakan kunci untuk mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan.
Leonardo
da Vinci (1452-1519)
Berpendapat
bahwa cara berfikir induktif merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai
kebenaran. Hanya percobaan dan penyelidikan yang menumbuhkan pengertian
terhadap keadaan alam. Mulai saat itu kegiatan eksperimen ditingkatkansehingga
cara memperoleh pengetahuan dilakukan dengan langkahlangkah:
1).
Observasi dan pengumpulan data
2).
Menyusun model atau ramalan generalisasi
3).
Melakukan eksperimen untuk menguji ramalan atau generalisasi sehingga diperoleh
kesimpulan atau hukum yang lebih mantap.
Nicolas
Copernicus (1473-1543)
Ahli
astronomi, matematika dan pengobatan. Karyanya:
1).
Matahari adalah pusat dari sitim tatasurya (heliosentrisme)
2). Bumi
mengelilingi matahari sedangkan bulan mengelilingi bumi.
Johannes
Keppler (1571-1630)
1). Orbit dari semua planet berbentuk elips.
2). Dalam
waktu yang sama, maka garis penghubung antara planet dan matahari selalu
melintas bidang yang luasnya sama
3).
Pangkat dua dari waktu yang dibutuhkan sebuah planet untuk mengelilingi
matahari adalah sebanding dengan pangkat tiga dari jarak rata-rata planet itu
dengan matahari.
Galileo
Galilei (1546-1642)
Antara lain menemukan 4 hukum gerak, penemuan tata
bulan planet Jupiter, mendukung heliosentrisme dari Copernicus dan hukum
Keppler. Ia juga menyatakan bahwa bulan tidak datar, penuh dengan gunung,
planet Mercurius dan Venus tidak memancarkan cahaya sendiri dan juga menemukan
4 buah bulan pada planet Jupiter. Penemuannya ini didasarkan atas pengamatan
dengan alat teropong bintangnya.
Perkembangan IPA sangat pesat setelah dikenalkannya
konsep fisika kuantum dan relativitas pada abad 20. Konsep yang modern ini
mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta
penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern. Dengan demikian, terdapat
dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA Modern.
IPA
KLASIK DAN IPA MODERN.
a. Pengertian
IPA Klasik
IPA klasik
merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling
melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat
makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah
pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat
makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada
teori.
b. Pengertian
IPA Modern
IPA modern
adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada
praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu
yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan
teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen
selanjutnya.
Berdasarkan
pengertian IPA Klasik dan IPA Modern yang dipaparkan di atas, dapat diketahui
bahwa penggolongan IPA menjadi IPA Klasik dan IPA Modern didasarkan pada
konsepsi, yang meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara menganalisis
suatu gejala alam. Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari
awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA
Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian.
Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang
dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan
teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA Modern lebih
mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu
fenomena alam. Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan
pengembangan dari IPA Klasik.
2. Ruang
Lingkup Pengembangan IPA
A. ALAM SEMESTA
· Terdiri dari semua materi, termasuk tenaga
dan radiasi, serta segala yang telah diketahui dan baru dalam tahap percaya
bahwa pasti ada di antariksa
· Makrokosmos dan mikrokosmos
· Mahluk hidup dan benda mati
· Hukum-hukum alam, kimia, dan fisika serta
hukum lainnya
B.
GALAKSI
· Galaksi (Yuniani: galaxias, Milky Way) adalah kumpulan bintang-bintang, bersama
dengan awan interstellar berupa debu dan gas (nebulae) yang menempati volume
yang sangat besar di angkasa.
· Galaxies are formed of stars together with interstellar clouds of dust and
gas (nebulae) and vast areas of space. They are rotating in space and many
became spiral in form as a results.
·
Terdapat
beratus-ratus galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran.
· Tipe galaksi berdasarkan bentuknya:
1. Galaksi elips
2. Galaksi spiral
3. Galaksi tidak beraturan.
-
Galaksi Elips adalah galaksi yang sudah tua, terbentuk
dari bintang-bintang yang sudah tua, lebih redup dibandingkan dengan tipe
spiral, dengan banyak bintang merah besar, mengandung sedikit awan gas dan debu
interstellar, pembentukan bintang baru sudah benrhenti.
-
Galaksi Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di
tengah (nukleus) dan lengan spiral dan cakaram (disk). Pada lengan ini
terkonsentrasi debu dan gas (nebulae), dimana terdapat pembentukan bintang
aktif. Tipikal galaksi spiral terdiri dari 100.000 juta bintang dan berdiameter
100.000 tahun cahaya. Mempunyai halo galaktik yang mengandung gas dan debu,
bintang individual dan globular cluster.
-
Galaksi tak beraturan terdiri dari bermilyar-milyar bintang
muda, tidak mempunyai bentuk yang pasti.
-
Galaksi Bima Sakti (The Milky Way)
· Galaksi di mana Sistem Tata Surya berada.
· Berbentuk spiral raksasa yang bergerak
berputar, diameter = 100.000 tahun cahaya.
· Bintang-bintang bertebaran pada lengan
spiral, ± 100.000 juta bintang · Matahari berada pada lengan spiral, pada
jarak 30.000 tahun cahaya dari pusat galaksi
· Mempunyai 2 galaksi satelit yang lebih
kecil: Large Magellanic Cloud dan Small Magellanic Cloud
-
Galaksi Andromeda
· Berjarak 2,2 juta tahun cahaya, galaksi
spiral terdekat dari Milky Way
· Berdiameter 150.000 tahun cahaya dengan
300.000 juta bintang
· Mempunyai 2 galaksi satelit kecil: M 32 dan
NGC 205
C.
BINTANG
· Stars are high temperature balls of hydrogen
and helium, so hot that nuclear fusion reactions occur in their
cores. There many different types of stars, varying from cool dim red dwarfs to
superhot superluminous blue giants.
· Matahari adalah bintang
· Bintang lain yang terdekat adalah proxima centuri (berjarak 1,31 PC)
1 PC (parsec) = 206.265 AU (astronomical unit)
1 AU = jarak matahari ke Bumi = 149,6 juta km
· Temperatur dan Warna Bintang
Blue 11.000o
- 25.000oC Rigel,
Regulus
Blue-white 8.000o
- 11.000 oC Vega, Altait,
Sirius
White 6.000o
- 8.000oC Polaris,
Procyon
Yellow-white 5.000o -
6.000oC Sun, Capella
Orange 3.500o
- 5.000oC Aldebaran, Arcturus
Red 3.000o
- 3.500oC Betelgeuse,
Antares
D.
SISTEM TATA SURYA
Teori geosentris: bumi sebagai pusat semesta, sedangkan
matahari, bulan, planet-planet, dan bintang berputar mengelilingi bumi
(Aristotle, the great philosopher,
384-322 SM)
· Heracleides (375-230 SM): bumi berotasi
pada sumbunnya
· Aristachus of Samos (310-230 SM): rotasi
harian bumi dan matahari sebagai pusat peredaran sementara bumi, bulan, planet
mengeliligi matahari pada orbit yang berbeda dan kecepatan yang berbeda (teori heliosentris) ® terkubur selama 18
abad!
· Nicolaus Copernicus (1473-1543) memunculkan
kembali teori heliosentris (On the Revolution of the Celestial Orbs)
Sistem Tata Surya (The Solar System) adalah suatu sistem organisasi yang teratur
pada matahari di mana matahari sebagai pusat peredaran dan dikelilingi oleh
pengikut-pengikutnya (planet, satelit, asteroid, komet, dan meteor). Semua
pengikut matahari mengelilingi matahari dengan garis edar tertentu.
E.
MATAHARI
Matahari adalah bintang kuning, berbentuk bola, dengan
diameter 865.000 mi (1 mi = 1,609 km), lebih dari 100X diameter bumi.
· Salah satu bintang anggota galaksi Milky
Way (Bima Sakti)
· Penting bagi proses kehidupan di Bumi
karena mensuplai panas, cahaya, dan radiasi lain
F.
PLANET
Benda langit yang tidak memiliki sumber cahaya sendiri
· Planet-planet dalam Tata Surya berbeda-beda
dalam ukuran dan komposisi, terdiri:
· Kelompok Planet Dalam: planet-planet yang dekat dengan matahari, ukuran relatif kecil, solid, rocky, massa jenis besar (Merkurius,
Venus, Bumi, dan Mars)
· Kelompok Planet Luar: planet-planet yang jauh dari matahari, gas planets, terbentuk sebagian besar oleh H dan He (Jupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Planet terluar, Pluto, berukuran kecil dan
terdiri dari es)
G.
ASTEROID
Asteroid: planet-planet
kecil berada di lintasan antara kelompok planet dalam dan planet luar (antara
Mars dn Yupiter).
· Bervariasi antara tipe karbon dan tipe
silikon (carbonaceous and siliceus type). · Ceres adalah asteroid
terbesar yang telah diketahui (Æ 1000 km). Chiron adalah asteroid asing yang mengorbit di antara Saturnus dan
Uranus.
H.
KOMET
"Bintang berekor"
· Mengelilingi matahari dengan orbit
eliptikal
· Periode orbit bisa sangat lama dan sangat
jauh dari Tata Surya
· Tidak memiliki cahaya sendiri
· Komet mempunyai inti yang mengandung air
beku, methan, karbondioksida, partikel batuan, dikelilingi debu dan gas.
· Diberi nama berdasarkan penemunya:
· Komet Halley
(Edmud Halley) yang muncul kedalam Tata Surya setiap 74-78 tahun (terakhir
tampak pada 1986)
· Komet Kohoutek
(Lubos Kohoutek), muncul tahun 1975, diperkirakan akan muncul kembali
75.000 tahun yad.
I.
METEOR
Benda langit yang sangat kecil, bergerak mengelilingi
matahari seperti planet.
· Ketika melintas terlalu dekat ke Bumi dan
memasuki lapisan atmosfer akan terlihat berbentuk jalur cahaya
· Hujan meteor sering terlihat berkala di
Bumi, yang terkenal adalah hujan Perseid yang menerangi langit malam pada setiap
27 Juli dan 17 Agustus
· Meteor dapat muncul sebagai individu dan
tidak terduga atau berkelompok dan muncul setiap tahun atau setiap beberapa
tahun sekali.
· Bergerak dalam jalur tertentu, maka muncul
dari titik yang sama di langit:
-
Perseid dari Perseus
- Lyrid
(muncul April) dari Lyra
-
Taurid (muncul akhir Oktober dan November) dari Taurus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
IPA berkembang dengan sangat
pesatnya sejalan dengan sifat manusia yang mempunyai rasa ingin tahu atau curiousity
yang juga selalu berkembang (dinamis). Dengan sifat ini, dalam benak
manusia selalu bertanya karena keingintahuannya: apa sesungguhnya (what), bagaimana
sesuatu terjadi (how), dan mengapa demikian (why).
Adanya kemampuan berpikir pada
manusia tersebut yang menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu tentang
segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang diperoleh dari alam semesta
ini selanjutnya merupakan dasar perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Ilmu ini terus berkembang, bertambah
luas dan mendalam sesuai dengan hasil-hasil penemuan dan penyelidikan baru,
menyebabkan timbulnya cabang-cabang ilmu yang dikenal sebagai: Fisika, Kimia,
Biologi, dan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA).
B.
Daftar Pustaka
-
Fowler,
H. W.And Fowler, F. G. (1951). The
Concise Oxford Dictionary of Current English. London: Oxford University
Press.
-
Trowbridge
L.W & Bybee (1990), “Becoming A Secondary School Science Teache,” Merril
Publishing Company, Ohio
-
Collette, A. T. & Chiappetta, E.
L. (1994). Science instruction in the middle and secondary schools. NewYork:
Macmillan.
-
Google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar